Jumat, April 26, 2024

Resesi Ekonomi Indonesia, Apa Dampaknya?

Baca Juga
- Advertisement -

Yang tak kalah pentingnya, yakni mendorong percepatan realisasi belanja anggaran pemerintah dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Tauhid juga menyebut dua jenis anggaran itu harus diakselerasi pada kuartal IV 2020 sehingga bisa mendorong ekonomi yang mengalami kontraksi pada dua kuartal sebelumnya.

Realisasi PEN

Realisasi PEN sendiri terbilang masih rendah, yakni Rp254,4 triliun atau baru 36,6 persen dari pagu anggaran Rp695,2 triliun per 17 September.

- Advertisement -

Diharapkan, dana tersebut segera disalurkan sepenuhnya hingga penghujung 2020, sehingga dapat memberikan daya ungkit kepada perekonomian saat resesi ekonomi.

“Sehingga ada permodalan yang cukup, investasi yang cukup, ada ketahanan sosial yang cukup di tengah-tengah masyarakat dengan semua program tersebut di tengah pandemi,” katanya.

Dari sisi pelaku usaha, Tauhid menyarankan agar melakukan sejumlah efisiensi agar bisa bertahan di tengah resesi ekonomi. Namun, ia meminta perusahaan sedapat mungkin menghindari PHK, yaitu dengan cara potongan gaji.

“Tapi tidak diberhentikan atau tidak di-PHK. Kalaupun di-PHK, terpaksa, yang katakanlah memang kontraknya sudah habis. Kemungkinan itu yang bisa dilakukan pengusaha,” ucapnya.

Masih menurut Tauhid, cara lainnya agar perusahaan bisa bangkit, yakni melakukan restrukturisasi pinjaman.

Tujuannya agar bisa meringankan perusahaan dan tidak kolaps saat resesi ekonomi. Perusahaan juga bisa mengubah cara kerja, sistem penjualan, hingga lini bisnis agar perusahaan masih bisa jalan.

“Karena kalau tutup, yang terdampak bukan hanya seluruh pekerja, tapi pengusaha juga akan memiliki kerugian, asetnya bisa dijual, dan sebagainya. Semoga, jangan sampai seperti itu,” imbuhnya.

Menekan Penyebaran Covid-19

Pun demikian, dari semua langkah tersebut yang paling utama adalah menekan penyebaran virus corona. Pasalnya, tren kasus tambahan covid-19 masih terus meningkat dan belum ada tanda-tanda melandai.

Peran masyarakat sangat penting, yakni melalui disiplin protokol kesehatan. Jika penyebaran covid-19 bisa ditekan, maka memberikan kepastian bagi dunia usaha dalam berproduksi.

Masyarakat juga semakin yakin untuk melakukan konsumsi, serta pelaku pasar tidak lagi menunda investasinya.

Karena kalau situasi dalam ketidakpastian pandemi, siapa pun akan menghadapi kendala untuk melakukan aktivitas ekonomi.

Pabrik agak susah untuk berproduksi normal, dan pusat perbelanjaan tidak mungkin banyak pengunjung. Maka pakar Ekonomi semua sepakat bahwa kunci utama lepas dari resesi ekonomi adalah pengendalian virus Corona, karena pandemi itu sendiri sebagai sumber resesi yang kemudian dampaknya menjalar pada perekonomian.

Sedangkan pemulihan kondisi perekonomian memakan waktu yang tidak sebentar, maka semua pihak juga diharapkan bisa bertahan dari efek pandemi. Hal ini untuk menghindari jurang resesi ekonomi Indonesia. (GaluhID/Tari)

- Advertisement -
- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Barang Berharga Penunggu Pasien Raib di RS PB Ciamis, Pelayanan Keamanan Dikeluhkan

Berita Ciamis, galuh.id - Barang berharga milik penunggu pasien raib di Rumah Sakit Permata Bunda (RS PB) Ciamis Jawa...

Artikel Terkait