“Tapi sekarang di tangan saya rata-ratanya 21,5 tahun. Tim seniornya rata-rata berumur 21,5 tahun. Saya benar-benar merekrut pemain-pemain muda,” lanjt Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong juga mengatakan, seandainya ia sudah meninggalkan Timnas Indonesia. Maka skuad Garuda dipercaya akan meraih hasil yang bagus jika fokud pada pengembangan pemain muda.
“Karena saya bukanlah orang yang akan terus berada di sana (Timnas Indonesia). Bagaimanapun saya harus menempa pemain muda dan mengubah sistemnya. Saya berusaha membuat tim dengan pemikiran seperti itu,” ungkap Shin Tae-yong.
Banjir pujian karena dinilai sukses dalam mengasuh Timnas Indonesia, ternyata Shin Tae-yong memiliki beberapa kesulitan saat melatih.
“Yang paling sulit adalah mengubah gaya hidup yang ada di negara itu. Dari segi perbedaan budaya, banyak yang harus saya ikuti untuk memahami mereka,” kata Shin Tae-yong.
“Masalah dukungan dari pihak administratif, ada juga kedala bahasa yang membuat timbulnya kesalahpahaman,” lanjutnya.
Berkat ambisi Shin Tae-yong ingin ubah sistem sepak bola Indonesia, kini Timnas Indonesia namanya kian melejit di kancah internasional.
Meski hanya menyandang gelar runner-up di Piala AFF 2020 lalu, Timnas Indonesia tampil dengan gebrakan baru yang begitu mengejutkan. (GaluhID/Dianti Rahayu)