Jumat, Oktober 11, 2024

Wabah Virus Corona, Kapan Seharusnya Lockdown Diterapkan?

Baca Juga

Opini, galuh.id – Pandemic Virus Corona (Covid-19) yang terjadi di hampir seluruh nusantara jadi kejadian luar biasa yang membuat panik seluruh masyarakat Indonesia.

Pada awal kemunculan virus Corona, sering disebut berasal dari salah satu pasar penjual hewan di kota Wuhan, Cina.

Muncul beragam pendapat yang mengatakan bahwa virus ini berkaitandengan senjata biologis serta kasus kebocoran proyek penelitian laboratorium virology di kota Wuhan , Cina.

Ada juga yang menyebut virus Corona berasal dari Amerika Serikat yang sengaja dibawa tentara AS ke Wuhan.

Terlepas dari berbagai teori tersebut, belum ada bukti yang nyata serta fakta di lapangan yang menguatkan hal itu.

Virus Corona (Covid-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai Global Emergency atau Kondisi Darurat International yang mana dari 550,530 jumlah kasus, diantaranya, 24,903 orang meninggal 128,701 orang terobati. Sisanya adalah kasus aktif. Angka ini terus bertambah setiap detik, menit dan jamnya.

Tak hanya di kalangan masyarakat biasa, namun juga pejabat, pengusaha, bahkan sekelas artis pun tak luput dari serangan virus ini.

Seruan Lockdown Diterapkan Menggaung di Seluruh Dunia

Penyebarannya yang begitu cepat, membuat para pemerintah di seluruh dunia memberlakukan prosedur Social Distancing, Physical Distance dan yang terakhir adalah lockdown.

Setiap prosedur memiliki tahapannya masing-masing, tergantung dari tingkat penyebaran, dan jumlah korbannya di masing-masing negara. Prosedur tersebut dilakukan guna menekan penyebaran virus. Namun prosedur yang terparah adalah Lockdown.

Mengapa lockdown? Lockdown menjadi salah satu kebijakan yang harus diambil oleh pemerintah. Hal itu ketika prosedur sebelumnya yang sudah dicanangkan tidak berpengaruh terhadap penyebaran virus Corona.

Saat ini pemerintah menyosialisasikan social distancing dimana masyarakat diimbau untuk tetap berada di rumah dan tidak keluar.

Lockdown Diterapkan Menuai Pro dan kontra

Imbauan ini menuai pro dan kontra, mulai dari seberapa lama dan apa saja yang harus disiapkan oleh masyarakat selama berada di rumah.

Beberapa diantaranya bahkan ada yang menganggap imbauan ini sebagai bentuk kegagalan pemerintah dalam menangani setiap kasus yang timbul akibat virus Corona.

Di sisi lain, bagaimana kondisi korban yang terinfeksi virus?

Menurut korban yang positif corona, awalnya kondisi tubuh terasa sehat-sehat saja. Selang beberapa hari setelah dinyatakan positif mereka mengalami gejala batuk, demam seperti flu biasa kemudian disusul dengan sesak nafas.

Riwayat korban lainnya yang selamat mengatakan bahwa bukan si virus yang membuat seseorang meninggal, tetapi dari kondisi psikis, mental serta riwayat penyakit korbannya. Itu semua jadi faktor penguat korban meninggal akibat virus Corona.

Persentase akibat kematian dari virus corona dinyatakan WHO hanya berkisar di angka 2-3% dari total keseluruhan kasus di berbagai negara.

Sementara itu, virus Corona Covid-19 dinilai warga sebagai momok menakutkan. Apalagi dikuatkan dengan cara pemerintah yang melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke jalan-jalan protokol sehingga membuat masyarakat beranggapan lain-lain.

“Atuh abi ge sieun, ai tos kitu mah,” celoteh salah satu warga.

Saya lebih terkejut melihat reaksi semua orang yang rela dan ikhlas untuk tetap diam di rumah tidak kemana-mana sampai waktu yang telah ditentukan. Meskipun banyak diantaranya yang tidak bisa berdiam di rumah seperti anjuran pemerintah. (GaluhID/Ilham)

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

PSSI Kirim Surat Protes ke AFC dan FIFA, Kecewa dengan Wasit Ahmed A Kaf

olahraga, galuh.id- PSSI secara resmi memastikan pihaknya akan mengirimkan surat protes kepada AFC dan FIFA terkait kepemimpinan wasit Ahmed...

Artikel Terkait