Gaya Hidup, galuh.id – Pada Pemilu 2019, banyak bertebaran berita-berita yang berkaitan dengan paslon capres 01 dan paslon 02. Berbagai berita disebar oleh tim pemenangan dan para pendukung pasangan masing-masing untuk menimbulkan kesan terbaik paslon yang mereka usung.
Namun, dengan beragamnya berita yang ada, banyak pembaca berita yang belum bisa membedakan mana berita yang benar dan mana berita bohong atau hoaks belaka. Sehingga timbul kesalahpahaman. Bahkan tidak jarang sampai berakibat kepada permusuhan. Banyak diantara pendukung capres perang pendapat dengan dibumbui oleh berita-berita dan tayangan yang mengandung kebencian.
Pemilu sudah berlalu. Akan tetapi masih saja hoax-hoax bertebaran. Lalu bagaimana cara kita menyikapi berita-berita hoax? Berikut adalah enam cara menyikapi hoaks:
1. Berpikir Terlebih Dahulu Sebelum Meneruskan Pesan Kepada Orang Lain
Ketika kita mendapatkan berita, baik lewat lisan maupun tulisan di media sosial, maka yang harus kita lakukan adalah membacanya sampai tuntas. Kemudian renungkan seandainya berita tersebut disebar, apa manfaatnya bagi khalayak ramai. Jangan terburu-buru mengambil keputusan untuk menyebarkan. Lakukan cek dan ricek terlebih dahulu. Timbang manfaat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan sebagai akibat dari tersebarnya berita tersebut.
2. Cari Keaslian Berita
Setelah membaca sampai tuntas, lakukan pencarian berita sejenis. Anda cukup mengetik ulang atau copy-paste di halaman Google. Cari berita lain yang membahas hal yang sama kemudian bandingkan dengan berita yang Anda temukan.
Jika ada poto atau tayangan video maka jangan lupa mengecek keaslian poto dan video tersebut. Adapun cara mengecek keaslian poto, Anda bisa melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Setelah itu, Anda akan mendapatkan hasil pencarian yang menyajikan gambar-gambar serupa yang ada di internet untuk dibandingkan.
3. Mengecek Sumber Berita
Lembaga penyaji berita yang benar, sudah pasti memiliki situs resmi yang terverifikasi. Penyaji berita yang menggunakan domain blog biasanya kurang bisa diterima kebenaran beritanya. Dari data Dewan Pers, setidaknya ada sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Akan tetapi, baru 300 situs yang dinyatakan sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi. Itu artinya ada puluhan ribu situs yang berpotensi untuk menyebarkan berita yang tidak benar.
4. Melaporkan Hoaks
Jika menemukan berita hoaks yang telah tersebar luas dan mengandung bahaya, maka segera laporkan berita tersebut. Berita yang disebar melalui media sosial, bisa dilaporkan melalui fitur Report pada postingan atau komentar yang melanggar.
Anda juga bisa mengadukan berita hoaks ke Kementerian Komunikasi dan Informatika, dengan mengirimkan e-mail ke alamat [email protected].
5. Bergabung dengan Grup Anti Hoaks
Saat ini sudah banyak grup atau komunitas yang perduli kepada berita hoaks. Silakan bergabung di sana untuk mendapatkan kebenaran berita. Anda bisa mendapatkan berita-berita klarifikasi atau bertanya tentang keaslian berita di grup tersebut.
Grup-grup anti hoaks ini bisa Anda temukan di internet. Di Media sosial Facebook misalnya, ada beberapa fan page dan grup diskusi anti-hoaks. Di antaranya adalah, Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, Grup Sekoci, Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH).
6. Tanamkan Prisip Berkata Baik atau Diam
Berita hoaks biasanya berpotensi fitnah. Jadi, daripada membantu menyebarkan fitnah, lebih baik diam menahan diri. Dengan begitu Anda akan lebih nyaman.
Itulah cara menyikapi berita hoaks yang bisa dicoba. Netizen harus lebih cerdas dan selektif dalam menelaah isi berita, jangan sampai mudah terpancing dan terprovokasi. (galuh.id/Diantika)