Usus buntu atau apendisitis adalah peradangan pada usus buntu, sebuah organ kecil berbentuk tabung yang terletak di bagian bawah kanan perut. Penyebab pasti dari peradangan usus buntu belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu terjadinya kondisi ini.
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Humbang Hasundutan (pafihumbanghasundutankab.org) menjelaskan penyebab usus buntu yang perlu Anda ketahui.
Inilah Penyebab Usus Buntu
Berikut ini adalah beberapa penyebab usus buntu yang mungkin Anda perlu tahu:
Obstruksi atau Penyumbatan
Penyumbatan pada saluran yang menghubungkan usus buntu dengan bagian usus besar adalah penyebab utama dari apendisitis. Penyebab penyumbatan ini bisa karena berbagai faktor, seperti:
Feses keras, potongan feses yang keras bisa menyumbat saluran usus buntu, menyebabkan penumpukan bakteri.
Benda asing, makanan yang tertelan atau partikel asing lainnya bisa menghalangi saluran usus buntu.
Tumor, meski jarang, tumor yang tumbuh di sekitar atau di dalam usus buntu bisa menyebabkan penyumbatan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengatasi Flek Hitam di Pipi, Ikuti Saran PAFI Hulu Sungai Tengah Ini!
Infeksi Bakteri
Setelah saluran usus buntu tersumbat, bakteri yang biasanya ada di dalam usus mulai berkembang biak dengan cepat, menyebabkan infeksi dan peradangan. Bakteri seperti Escherichia coli (E. coli) sering terlibat dalam infeksi ini.
Penyakit Saluran Pencernaan Lainnya
Beberapa kondisi atau penyakit lain yang memengaruhi saluran pencernaan. Seperti Crohn’s disease (peradangan kronis pada saluran pencernaan) atau gastroenteritis (infeksi perut), dapat meningkatkan risiko terkena apendisitis.
Faktor Usia dan Genetik
Apendisitis sering terjadi pada orang yang berusia antara 10 hingga 30 tahun. Meskipun apendisitis bisa terjadi pada semua usia, risiko lebih tinggi pada kelompok usia tersebut.
Faktor genetik juga konon mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengalami apendisitis, meskipun hal ini belum sepenuhnya dipahami.
Penurunan Serat dalam Pola Makan
Pola makan yang rendah serat dan kaya akan makanan olahan dapat meningkatkan risiko terjadinya apendisitis. Hal ini karena serat yang cukup dapat membantu mencegah pembentukan feses keras yang dapat menyumbat saluran usus buntu.
Kondisi Alergi dan Imunologi
Beberapa studi menunjukkan bahwa gangguan sistem kekebalan tubuh atau reaksi alergi juga dapat mempengaruhi perkembangan apendisitis, meskipun hubungan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Baca Juga: Cara Alami Mengobati Diare, Ini yang Disarankan PAFI PC Sumbawa Barat
Gejala Usus Buntu
Gejala umum usus buntu meliputi sakit perut mulai dari sekitar pusar dan bergerak ke sisi kanan bawah perut, mual, muntah, demam ringan, kehilangan nafsu makan, dan perut yang terasa keras saat kita tekan.
Penting untuk segera mendapatkan perawatan medis jika Anda mengalami gejala usus buntu. Jika tidak segera tertangani, usus buntu yang meradang dapat pecah, menyebabkan infeksi serius di dalam perut (peritonitis). (GaluhID)