Tips, galuh.id,– Puasa di bulan Ramadan adalah kewajiban semua umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Setiap Muslim yang sudah balig, berakal sehat, mampu dan sehat jasmani, mutlak wajib berpuasa. Tidak ada alasan untuk sengaja tidak berpuasa kecuali ada sebab-sebab syar’i yang memperbolehkan berbuka atau tidak berpuasa. Karena itu godaan saat puasa harus kita hindari.
Orang yang sakit (jika berpuasa akan bertambah-tambah sakitnya), orang yang sedang dalam perjalanan jauh, lansia yang sudah tidak kuat berpuasa, serta wanita hamil dan menyusui. Keempat golongan tersebut diperbolehkan tidak bepuasa. Selain itu, dosa hukumnya bagi mereka yang enggan berpuasa.
Tujuan utama diperintahkannya berpuasa adalah agar manusia bertakwa. Sesuai dengan Firman Allah SWT yang berbunyi “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Puasa bukanlah tentang adu kekuatan menahan lapar dan dahaga. Namun sebuah pemenuhan kewajiban kepada yang Maha Kuasa. Untuk melihat siapakah orang yang paling bertaqwa di hadapan-Nya. Allah telah memberikan seluruh hidup dengan segala kenikmatan yang didapatkan. Sekarang saatnya kita memenuhi panggilan-Nya sebagai bentuk ketaatan dan rasa terima kasih kepada Maha Pemberi segalanya.
Namun, mengapa seringkali kita merasa bahwa puasa begitu berat? Bahkan tidak jarang orang-oang dewasa yang masih enggan melaksanakan ibadah yang satu ini? Tanpa rasa malu, mereka mendatangi tempat-tempat makan di siang hari hanya karena untuk memenuhi rasa lapar dan hausnya. Tanpa mempedulikan pandangan orang lain, bahkan umat agama lain yang akan memandang sebelah mata bahwa betapa lemahnya mental umat Islam sekarang ini.
Untuk itu, mari kita kenali penyebab mengapa ibadah puasa ini kadang terasa begitu berat dilakukan, sekaligus kita kupas pula cara mengatasinya.
Hawa nafsu
Godaan saat puasa utama dalam berpuasa adalah hawa nafsu. Keinginan-keinginan yang tidak bisa dikesampingkan menuntut kita bersikeras untuk menolak perintah untuk berpuasa. Sulitnya menahan rasa ingin makan, minum, dan hal-hal yang dilarang saat berpuasa membuat seseorang kalah dan menyerah kepada egonya sendiri. Dikalahkan oleh hawa nafsu yang lebih merajai hati dan pikirannya. Akhirnya tidak peduli lagi kepada perintah Allah. Makan, minum, bergibah, dan lain sebagainya masih dilakukan. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan di hadapan orang banyak.
Bagaimana agar godaan hawa nafsu ini bisa dikendalikan? Banyak pendapat menyebutkan bahawa musuh terbesar manusia adalah hawa nafsunya sendiri. Maka dari itu, orang yang berhasil melawannya adalah orang yang benar-benar kuat.
Belajarlah bersabar atas keinginan-keinginan yang berlebihan. Tahan, setidaknya hingga azan Magrib berkumandang. Bulan Ramadan adalah ajang latihan untuk hidup lebih baik di bulan-bulan berikutnya. Jika bulan ini kita berhasil melawan hawa nafsu, maka seyogyanya keimanan dan ketaatan akan jauh lebih baik di bulan-bulan berikutnya.
Berusahalah untuk tetap sadar bahwa meninggalkan ibadah adalah dosa. Merasa malulah ketika kita selalu kalah dengan hawa nafsu. Tumbuhkan keinginan untuk lebih baik dari hari sebelumnya. Mungkin puasa tahun lalu kita gagal. Maka tahun ini harus lebih baik.
Teman sepergaulan
Sebuah ungkapan mengatakan bahwa jika kita bergaul dengan penjual minyak wangi maka kita akan terbawa wangi. Lingkungan sangatlah berpengaruh. Terutama teman-teman sepergaulan. Kawan-kawan yang tidak suka berpuasa akan menjadi tantangan terberat seseorang untuk menjalankan puasa.
Berpuasa sendirian di tengah-tengah lingkungan yang terbiasa tidak berpuasa akan membuat kita mencari pembenaran, bahwa melanggar aturan adalah sebuah hal yang harus terus dimaklumi, karena yang lain pun tidak mentaatinya.
Nah, jika kita ingin belajar menjadi orang baik, berhasil menjalankan ibadah puasa dengan benar, maka mulailah memberanikan diri untuk bergaul dengan lingkungan yang lebih baik. Yang akan membantu proses belajar kita ke arah yang lebih baik. Bersikaplah terbuka agar mendapatkan pencerahan dan motivasi dari orang-orang yang lebih taat. Jadilah wangi karena bergaul dnegan mereka para penjual minyak wangi. Jadilah orang baik, dengan memperbanyak bergaul dengan orang-orang baik. Bukankah kita dilihat dari siapa yang menjadi teman terdekat kita?
Rendahnya keimanan
Keimanan yang sering timbul tenggelam adalah alasan seseorang yang masih malas-malasan menjalankan perintah agamanya. Hal ini, bisa jadi merupakan penyebab utama mengapa masih banyak yang enggan berpuasa. Menganggap sepele perintah agama. Tidak senang dengan kedatangan bulan suci yang ditunggu oleh banyak orang Islam di dunia. Padahal, jika iman kita terus dipupuk, maka ketika kita tidak berpuasa sehari saja, akan muncul perasaan bersalah yang luar biasa di dalam hati. Merasa malu dan begitu hina telah menyia-nyiakan perintah-Nya.
Pupuklah keimanan kita dengan memperbanyak istigfar, dan jangan pernah meninggalkan solat lima waktu. Karena solat adalah tiang agama. Jika tiangnya selalu tegak, maka ibadah yang lain pun akan selalu tegak.
Minim pengetahuan
Penyebab puasa terasa begitu berat adalah minimnya pengetahuan seseorang tentang keutamaan puasa. Baik itu ditinjau dari sisi agama maupun dari pandangan para pakar kesehatan. Seandainya kita paham betul bahwa melakukan ibadah apapun ketika berpuasa di bulan Ramadan itu pahalanya dilipat gandakan, maka rasanya menyesal sekali jika tidak ikut berpuasa.
Sabda Nabi Muhammada SAW, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
Melihat hadis di atas, betapa menggiurkannya balasan pahala bagi orang yang bersungguh-sungguh menjalankan ibada puasa di bulan Ramdan. Jika orang-orang mengetahui hal ini dibarengi dengan keimanan, maka tidak akan adala lagi yang menyia-nyiakannya. Karena di hari-hari biasa tidak akan mendapatkan pahala sebanyak itu. Kapan lagi kita menabung pahala untuk bekal kehidupan kita selanjutnya?
Ditinjau dari sisi kesehatan. Puasa memiliki banyak manfaat untuk tubuh manusia. Mulai dari membantu poengeluaran racun, melindungi otak, mengurangi produksi protein berbahaya, mengurangi lemak dan membantu diet, menjaga kesehatan kulit dan membuat awet muda, serta banyak lagi manfaat puasa yang lainnya. Ingin lebih sehat, mulailah berpuasa dengan sungguh-sungguh.
Kurangnya motivasi diri
Pengetahuan yang minim, dan iman yang masih naik turun akan berpengaruh kepada motivasi diri seseorang untuk melakukan ibadah. Perlu latihan yang serius agar tidak mudah kalah dan menyerah. Menaggap bahwa diri sendiri adalah hebat dan mampu melakukannya adalah cara paling jitu untuk membuat hati dan pikiran kita memberikan jawaban, bahwa benar, kita ini mampu melakukan ibadah apapun.
Di samping itu, perlu adanya motivasi dari pihak luar yang mau dengan tulus memberi motivasi. Tidak menyinggung perasaan dan membenci orang-orang yang tidak berpuasa adalah cara berdakwah yang lebih bersahabat. Ajak dan beri dukungan penuh mereka untuk kembali berpuasa. Jangan pernah membiarkan mereka terlalu nyaman dengan kesalahan yang mereka lakukan. Bukankah teman yang baik adalah ia yang senantiasa mengingatkan kepada kebaikan?
Itulah hambatan godaan saat puasa terbesar dalam menjalankan ibadah puasa. Semoga kita senantiasa mampu menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Selamat menjalankan ibadah puasa. (galuh.id/Diantika)