Berita Tasikmalaya, galuh.id – Seorang polisi gadungan ditangkap anggota Satreskrim Polres Tasikmalaya, setelah melakukan penipuan dan mengembat sepeda motor dari seorang janda di Tasikmalaya.
Tidak tanggung-tanggung, sudah dua orang janda yang berhasil ditipu dan diperdaya pelaku.
Siapa yang tidak tertipu, bila melihat penampilan pelaku yang mengenakan atribut dan seragam polisi. Saat berkenalan, pelaku mengenakan berbagai atribut polisi yang dibelinya di toko perlengkapan kepolisian.
Untung aksinya ini segera dihentikan, setelah polisi berhasil menciduknya. Pelaku berinisial WS (35) warga asal Kota Depok, yang sehari-hari bekerja sebagai petugas keamanan (scurity) sebuah perusahaan.
AKBP Dony Eka Putra, Kapolres Tasikmalaya mengatakan pelaku berpura-pura menjadi anggota polisi yang bertugas di Polsek Cikalong, Polres Tasikmalaya.
Korban yang dikenalnya melalui aplikasi chating (Michat) diperdaya dengan kebohongannya sebagai anggota korp bhayangkara tersebut.
Kedua korban adalah TS (51) asal Manonjaya dan DS (25) asal Cikatomas. Salah satu korban diambil sepeda motornya saat diajak jalan-jalan melihat kantor polsek.
Janda di Tasikmalaya Kena Tipu Polisi Gadungan
Pelaku justru membawa korban ke penginapan di Kecamatan Cikalong, bukannya ke kantor Polisi. Pelaku menyuruh korban mencuci seragam kepolisian palsu miliknya hingga saat lengah, motor korban dibawa kabur.
“Pelaku ngaku jadi anggota polisi di Polsek Cikalong. Dia berhasil menipu dua wanita dengan bujuk rayu untuk diambil sepeda motornya,” jelas AKBP Dony Eka Putra, di Mapolres Tasikmalaya, Jumat (17/1/2020).
Hanya dengan modal uang Rp 3 juta, pelaku kemudian memborong sejumlah seragam anggota polisi.
Mulai dari lencana penyidik Reskrim, rompi Satlantas, jaket beremblem (logo) kepolisian, helm polisi lalu lintas hingga sepatu boot tinggi.
Semua seragam dan perlengkapan itu dibeli pelaku di Depok, tidak jauh dari tempat tinggal asal pelaku. “Lalu pelaku datang ke Tasikmalaya dan berkenalan dengan wanita melalui aplikasi chating,” tambah Doni.
Lucunya, pelaku ini mengenakan atribut dari tiga kesatuan berbeda. Pelaku kenakan pakaian kaos Satuan Sabhara, berjaket Satuan Lalu lintas dengan helm bertuliskan Polisi.
Namun sepatu boot yang digunakan dari Dinas Perhubungan (DLLAJ) yang menyerupai sepatu polisi Lalu Lintas, serta mengenakan lencana penyidik Reskrim.
Bahkan logo jaket pelaku tertera dua Polda, yakni Polres Bogor Polda Jawa Barat dan Polda Metro Jaya. Keganjilan ini yang membuat polisi mampu mendeteksinya walau secara kasat mata.
Pelaku mengaku berbuat kriminal karena kesal gagal jadi anggota polisi. Pasalnya setiap mengikuti tes masuk kepolisian selalu tidak lulus.
“Saya beli alat-alat pakaian polisi di Depok pak. Tanpa menunjukan KTA Polisi, bisa dibeli bebas,” ujar Wahyu. (GaluhID/Arfan)