Selain hal di atas, gaya penulisan yang dipilih untuk web juga bergantung pada tujuan menulis. Misalnya, konten apa yang akan dibagikan, desainnya seperti apa, dan juga informasi serta pengetahuan yang akan dituangkan.
Bukan hanya itu, tulisan juga perlu memperhatikan konteks retoris atau kemampuan berbahasa secara efektif. Sehingga pembaca lebih mudah untuk mengakses karya seorang penulis.
Penggunaan bahasa yang efektif juga akan membantu pengunjung web untuk menemukan apa yang mereka cari.
Masih menurut (Blaksley dan Hoogeveen, 2011, hal. 361) dalam menulis untuk web, menggunakan gaya W3C (World Wide Web Consortium) bisa menjadi salah satu rekomendasi untuk menghasilkan tulisan yang baik.
Panduan W3C untuk Gaya Menulis :
- Sebisa mungkin penulis memaparkan deskripsi tautan yang akurat dan judul tulisan yang informatif sehingga pengguna dapat memindai halaman dengan cepat.
- Menyebutkan topik pada awal paragraph untuk menentukan apakah topik, judul, tautan, dan paragraf tersebut menarik minat para pembaca atau tidak.
- Menghindari penggunaan bahasa slang, jargon, dan kata-kata yang tidak familiar.
- Gunakan kalimat aktif dan hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks (panjang).
- Menuangkan ide melalui tulisan juga tak boleh sembarangan mengutip perkataan orang lain lho! Dalam beberapa konteks seperti bisnis dan akademis, ide dianggap sebagai komoditas yang bisa disebarkan, dibeli, dan dijual. Tentu, setiap orang memiliki hak atas pekerjaan mereka khususnya dalam hal hak cipta. Tulisan di web juga termasuk kekayaan intelektual yang diciptakan oleh seseorang atau kelompok.
Hak Cipta dan Hak Milik Intelektual
Apakah bedanya Hak Cipta dan Hak Milik Intekektual?
Hak Cipta adalah kumpulan hak hukum yang diberikan oleh pemerintah yang berkaitan dengan reproduksi, distribusi, dan pertunjukan karya sastra.
Hak Milik Inteletual adalah pemberian hak cipta terhadap konten yang tidak berwujud seperti merek dagang, penemuan, ide, paten, dan desain (Blaksley dan Hoogeveen, 2011, hal. 362
Seperti halnya menulis, apabila mengutip tulisan orang lain, menyertakan gambar dari internet, dan menyisipkan video atau audio maka harus menuliskan sumbernya.
Hal itu agar tidak disebut sebagai plagiator. Itulah kenapa sangat penting bagi seoeang penulis untuk mengetahui literasi informasi. (GaluhID/Tari Abdullah)