Rahmat (60) salah satu pelanggan setia, mengungkapkan kelezatan sate dan juga gule Putra Galunggung yang Maya kelola.
“Saya pelanggan sejak tahun 80an ketika warung sate ini masih berjualan di Pasar Banjar,” ujar Rahmat, Jumat (19/01/2024) di Cikabuyutan.
Bermunculan Resto Modern, Putra Galunggung Tetap Bertahan
Menurut Rahmat, yang membedakan Putra Galunggung dari penjual sate lainnya yakni tekstur dagingnya empuk.
“Kemudian lagi gulenya itu bumbunya berasa, wangi aroma rempah-rempahnya sangat memanjakan lidah, beda dari yang lainnya pokoknya,” ucapnya.
Saat ini, Warung Sate Putra Galunggung dikelola oleh generasi ketiga, Meli Yuanita anak kedua dari pasangan Maya dan Ujang Sarikun.
Meli tetap bertahan mengelola warung sate tesebut seiring bermuculannya resto modern yang berbasis fast food atau makanan cepat saji.
“Saya tetap pertahankan karena ini merupakan warisan dari ibu saya, walau kini bermuculan warung makanan modern cepat saji, saya tak akan merubah, tetap konsep klasik,” kata Meli.
Sementara itu, Asep (70) mengaku pernah bekerja di Warung Sate Putra Galuh sejak ia masih bujangan.