Baregbeg, galuh.id – Tusuk sate tradisional yang terletak di Dusun Desa, Desa Saguling, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, ternyata diproduksi oleh para Lansia.
Para lansia tersebut membuat tusuk sate ketika menjelang sore untuk mengisi waktu senggangnya, sebagai penghasil sampingan.
Seorang pengrajin mengatakan, sudah sejak belasan tahun memproduksi tusuk sate tradisional, terutama menjelang lebaran kurban.
“Jualnya mudah, kalau hari biasa yang membeli seminggu sekali. Tapi kalau sekarang mau kurban hampir setiap hari ada yang datang. Jadi lebih bersemangat karena banyak yang datang membeli,” kata Odah (55) saat ditemui di rumahnya.
Odah menjelaskan, hampir setiap rumah di kampungnya memproduksi tusuk sate dilakukan oleh para Lansia.
“Dari pada jenuh diam di rumah, ya membuat tusuk sate karena mudah dan lumayan menghasilkan. Jadi kalau ada waktu luang, ketika tidak ke sawah ya terus produksi,” jelasnya.
Sarkosih (80) Pengrajin tusuk sate lainnya menambahkan, pekerjaan tersebut ia tekuni sejak beberapa tahun lalu saat tubuhnya sudah tak kuat lagi melakukan pekerjaan berat.
“Setelah saya tidak kuat lagi bekerja yang berat-berat, saya mulai menekuni produksi tusuk sate ini,” tambahnya.
Keunggulan tusuk sate tradisional tersebut yaitu daging yang ditusuk tidak akan mudah merosot. Dibanding menggunakan tusuk sate mesin yang mengkilap, daging mudah merosot.
Proses pembuatannya pun masih secara manual atau sederhana, dari mulai memotong bambu dengan gergaji, kemudian meraut kecil-kecil menggunakan pisau, lalu dijemur selama 2 hari sampai mengering.
Setelah itu dibersihkan menggunakan ban dalam bekas, kemudian diikat sesuai hitungan dan siap dijual. (Galuh.id/Dede)