Selasa, Desember 3, 2024

Gunakan Teknologi, BI Tasikmalaya Resmikan Klaster Ayam Petelur di Ciamis

Baca Juga

Cipaku, galuh.id – Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Ciamis dengan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya terwujud dalam peresmian klaster ayam petelur di Ciamis. Dengan menggunakan teknologi, ayam Klaster petelur ini dibentuk di Desa Muktisari, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Selasa siang (18/6/2019).

Kluster ayam petelur di Ciamis ini merupakan bentukan BI Tasikmalaya yang ketiga di wilayah Priangan Timur. Hal ini sebelumnya sudah dibentuk di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas inflasi.

“Di tahun 2018 kita menjadi yang terbaik bisa menstabilkan inflasi di Priangan Timur dalam kurun waktu 10 tahun, yakni 2,3 persen dan juga ini yang terbaik di Pulau Jawa,” ujar Heru Saptaji perwakilan BI Tasikmayala saat wawancara dengan awak media, Selasa (18/6/2019).

Heru menyebut inflasi di Priangan Timur penting untuk dikendalikan guna kesetabilan pangan di daerah, contohnya di Tasikmalaya sebagai bagian daerah penyangga ketahanan pangan di Wilayah Priangan Timur.

“Wilayah sekitar Tasikmalaya harus bisa menjadi penyangga ketahanan pangan sehingga inflasi di Priangan Timur stabil,” ungkapnya.

Dipilihnya ayam petelur di Ciamis, kata Heru, karena ayam petelur merupakan salah satu dari 5 komoditas penyumbang inflasi. Sementara Ciamis merupakan produsen telur terbesar se-Jawa Barat.

“Sebagai produsen terbesar se-Jawa Barat, maka klaster ayam petelur perlu dikembangkan sehingga bisa menjaga kestabilan Inflasi di Priangan Timur. Kami ucapakan terima kasih kepada Pemerintah Ciamis telah bersinergi dengan BI mengembangkan mendorong laju pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Klaster ini menggunakan inovasi teknologi baru berbasis fermentasi atau MA-11, khusus dalam pengolahan pakan. Sebab permasalahan peternak ayam petelur salah satunya adalah tingginya harga pakan.

Heru menjelaskan klaster ini merupakan salah satu inisiasi BI dalam mengembangkan masyarakat menjadi peternak berilmu. Dalam klaster ini melibatkan 50 petani peternak ayam petelur.

“Inovasi ini menambah bekal ilmu, dengan 50 petani peternak akan menjadi contoh untuk dikembangkan bagi peternak lainnya,” jelasnya.

Di klaster ini, BI akan melakukan pendampingan selama 3 tahun. Di tahun pertama untuk pertumbuhan, memperbaiki produktifitas dan penguatan kelembagaan. Kedua, mencoba perluasan akses pasar dan perkenalan institusi keuangan. Tahun kedua ini disebut juga tahap pengembangan.

“Di tahun ketiga adalah kemandirian, menggarap akses pasar jauh lebih besar dan program intervensi lembaga keuangan bila diperlukan,” katanya.

Sementara itu, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya menuturkan kerjasama dengan BI tersebut akan sangat bermanfaat untuk para peternak ayam petelur di Ciamis, khususnya di Desa Muktisari. Hal ini akan memotivasi para pengusaha ayam petelur untuk meningkatkan produksi.

“Paling tidak bisa mencukupi untuk dikonsumsi di Ciamis, lebih baik kalau ke luar daerah. Yang jelas kan untuk ayam pedaging Ciamis merupakan salah satu penyuplai terbesar di Jawa Barat,” jelasnya.

Terkait dengan keluhan para peternak dengan mahalnya pakan, Pemkab Ciamis akan melakukan integrasi fungsi antar Dinas Peternakan dengan Dinas Pertanian. Karena salah satu bahan baku pakan adalah hasil pertanian terutama jagung.

“Bisa disinergikan antara Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian, saling menunjang dan saling membutuhkan,” jelasnya. (galuh.id/nenjo)

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
Berita Terbaru

Upah Minimum 2025 Naik 6,5 Persen, Ini Perkiraan UMK Banjar

Banjar, galuh.id - Kabar baik bagi para pekerja, Upah Minimum Kota (UMK) Banjar 2025 akan naik signifikan menyusul penetapan...

Artikel Terkait