“Upaya keras, waktu dan materi telah keluar selama masa studi berlangsung. Hari ini telah mendapatkan hasil dari seluruh upaya tersebut,” ucapnya.
Wisudawan STISIP Tasikmalaya Harus Mandiri dan Kreatif
Namun, Yeni mengingatkan bahwa perjalanan sebenarnya tengah menanti. Perjuangan di dunia nyata menuju kemandirian.
Mandiri dalam tanggung jawab atas segala tingkah laku. Mandiri dalam kemampuan berpikir, dan bertindak secara kreatif.
“Serta mandiri dalam kontrol diri terhadap semua tindakan semua emosi,” katanya.
Harapannya, dari hasil pendidikan tinggi mampu membentuk kemandirian tersebut. Selain itu memperluas wawasan peserta wisudawan/wisudawati STISIP Tasikmalaya.
Kemudian akan mendorong dan memiliki kepribadian yang terbuka. “Tapi mohon untuk tetap membumi. Tetap sebagai insan yang memiliki adab dan perilaku yang soleh,” tutur Yeni.
Pendidikan tinggi merupakan wahana dalam meningkatkan keahlian dan keterampilan. Akan menjadi bekal di dunia kerja maupun dunia yang akan ditempuh.
Bekal pendidikan tinggi mendorong daya saing. Baik secara finansial, pilihan kerja ataupun hidup. Lingkungan pendidikan tinggi juga membangun jaringan yang lebih luas.
Di era global network saat ini, jaringan luas akan bermanfaat dalam mengembangkan diri dan membantu mengatasi masalah.
Harapan Yeni, gelar pendidikan yang diperoleh akan menjadi bekal wisudawan/wisudawati dalam mencapai aktualisasi diri.
“Dalam rangka mencapai pencapaian tertinggi sebagai seorang manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang tua dan keluarga yang telah berjasa,” ucapnya.
Kunci Sukses Hadapi Era Digitalisasi
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan pada era digitalisasi, persaingan semakin kuat. Seleksi kehidupan pun semakin sulit karena manusia semakin banyak.
Apalagi di Jawa Barat, penduduknya cukup banyak daripada provinsi lain. Bahkan 3 kali lipat dari penduduk Singapura dan Brunei Darussalam.
Oleh karena itu, dalam mencapai kesuksesan tidak cukup hanya dengan disiplin keilmuan, skill serta kemampuan.