“Ada indikator-indikator lain untuk tetap hidup sukses di era persaingan zaman digitalisasi ini,” ungkapnya.
Kunci sukses yang pertama yaitu harus mampu menguasai teknologi sesuai disiplin ilmu masing-masing.
Siapapun yang dapat menguasai teknologi, maka akan menikmati perkembangan dunia.
Jika tidak bisa menguasai teknologi alias gaptek, maka akan terpinggirkan.
Kunci sukses yang kedua, harus terbiasa berorganisasi. Karena sekarang dunia tidak ada one man show. Tidak ada superman, yang ada super tim.
“Berorganisasi menuju sebuah tujuan itu adalah hal mutlak. Bukan yang harus ditawar-tawar di era sekarang,” katanya.
Selanjutnya, jalan sukses ketiga yakni harus mampu berkomunikasi satu dengan yang lain. Harus membangun silaturahmi dan komunikasi dimana pun berada.
“Dengan komunikasi akan terbangun jaringan dan menjadi orang populer. Itu adalah kunci sukses yang ketiga,” jelasnya.
Tidak hanya secara vertikal, komunikasi horizontal pun harus bisa. Jika ingin menjadi tokoh, harus pandai berpidato dengan baik.
Selain itu harus mampu menyampaikan ide-ide dengan baik. Sebagai orang-orang intelektual, harus mampu memberikan penyampaian sesuai keilmuannya.
Dalam acara wisuda, STISIP Tasikmalaya juga memberikan penghargaan kepada mahasiswa program sarjana yang memiliki prestasi akademik dan non akademik.
Berikut nama mahasiswa berprestasi yang mendapat penghargaan:
- Akmal Muharram Setiawan prestasi akademik sebagai Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional di Yogyakarta.
- Rinliani prestasi non akademik sebagai juara harapan 2 senam poco-poco Guinnes World Record dengan kategori beregu pada FORNAS 2022 di Palembang.
- Arya Cahya Ramdhani prestasi non akademik sebagai Tim Futsal Putra Kota Tasikmalaya dalam Piala AFP Jawa Barat Tahun 2022.
- Ibnu Akmal Syaiful Akbar prestasi non akademik sebagai atlet Pencak Silat dalam Festival Seni Budaya Jawa Barat Tahun 2022.(GaluhID/Tony)
Editor : Evi