Terbukti, dengan mobil yang spesifikasinya terbilang standar, dan jauh dengan spesifikasi pembalap lain, Jajang berhasil meraih waktu tercepat.
Sementara itu, adik dari K.H. Aminudin yang berasal dari keluarga santri dan pesantren menjelaskan alasan dipilihnya nama tim Bathro.
“Nama tim saya adalah Bathro, yaitu diambil dari nama kuda Rasululah Muhammad SAW,” ungkap Jajang.
Selain menjelaskan nama tim, Jajang juga menyampaikan, Ia tidak memiliki pelatih khusus bahkan sekolah balap pun tidak.
“Kami tidak memiliki pelatih khusus, kami belajar otodidak dan belajar pada pembalap senior lainnya,” ungkap Jajang.
Selain hobi, balap bagi Jajang merupakan sarana syiar dakwah dan juga sebagai perluasan silaturahmi dengan metoda yang berbeda.
“Dengan gelar sajadah dan salat di paddock itu sudah dakwah, karena mungkin menjadi pemandangan yang langka pada event raly,” pungkasnya.(GaluhId/Ardiansyah)
