Jumat, April 26, 2024

Alasan Tidak Boleh Memetik Bunga Edelweis, Jangan Sampai Punah!

Baca Juga
- Advertisement -

Alasan tidak boleh memetik bunga Edelweis. bagi para adventurer. Kemarau panjang adalah waktu terbaik untuk melakukan pendakian. Banyak cerita ekspedisi berseliweran di beranda media sosial tentang kegiatan pendakian dengan latar belakang pemandangan yang membuat bibir berdecak kagum pada ciptaan Illahi.

Bagi para pendaki gunung salah satu kepuasan dan kebanggaan dari sebuah penaklukan puncak adalah ketika bisa membawa bunga Edelweis, yang kerap menjadi daya tarik tersendiri.

Namun, ada alasan tidak boleh memetik bunga Edelweis. Hal tersebut karena bunga Edelweis merupakan tumbuhan endemik yang tumbuh di daerah pegunungan.

- Advertisement -

Endemik adalah suatu organisme yang hanya tumbuh di suatu tempat dan tidak ditemukan di tempat lain. Bunga Edelweis hanya mekar dari Juli hingga September di bebatuan kapur yang terbuka tetapi juga dapat ditemukan di tepi padang rumput.

Beberapa gunung yang terkenal dengan bunga Edelweisnya di Indonesia antara lain di Gunung Gede, Gunung Rinjani, Gunung Merbabu, dan Gunung Semeru. Karena keindahan dan kelangkaannya tersebut itulah yang menjadi alasan tidak boleh memetik bunga Edelweis.

Setiap organ bunga Edelweis dirancang untuk tahan terhadap cuaca ekstrem, mulai dari batang bawah tanah yang tahan angin hingga daun yang mencegah evapotranspirasi hingga struktur mikro pelindung UV dari bracts (putih beludru) berbulu.

Ini yang membuatnya sangat menarik untuk digunakan dalam kosmetik anti penuaan dan tabir surya. Edelweis juga terkenal dengan keindahannya dan tidak mudah layu, sehingga Edelweis dijuluki pula sebagai sebagai bunga abadi.

Namun sayangnya julukan ini berbanding terbalik dengan kondisi yang ada, banyak masyarakat, khususnya pendaki yang memetik Edelweis dan menjadikannya sebagai buah tangan, dan hal ini justru membuat bunga Edelweis terancam punah.

Alasan Tidak Boleh Memetik Bunga Edelweis

Beberapa hari lalu komunitas penaki gunung sempat heboh oleh seorang pendaki wanita yang memetik bunga Edelweis di jalur pendakian Gunung Lawu, Minggu (13/9/2020).

Aksinya memetik bungan Edelweis sempat viral dan direkam oleh akun instagram @mountnesia, sehingga banyak menimbulkan hujatan dan tanggapan negatif, hingga akhirnya yang bersangkutan meminta maaf kepada semua pihak terkait.

Apa alasan bunga edelweis tidak boleh dipetik? Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 pasal 33 ayat (1) dan (2) tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem, yang berbunyi: “Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional.”

Selain itu, bunga Edelweis juga tidak boleh dipetik seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Bagi siapa saja yang sengaja memetik bunga Edelweis, sesuai UU No.5 tahun 1990 Pasal 40 ayat 2, maka akan dipidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp200 juta rupiah.

Meskipun sering menjadi incaran kaum vandalis, tapi bagian orang awam masih banyak yang tidak mengerti, apa itu bunga Edelweis. Seberapa hebatnya kharisma bunga tersebut sehingga menjadi alasan tidak boleh memetik bunga Edelweis di gunung?

Dijuluki Bunga Abadi

Bunga yang dijuluki sebagai bunga abadi ini mengandung hormon etilen yang dapat mencegah kerontokan kelopak bunga.

Dengan hormon itu, Edelweis dapat mekar dan bertahan hingga 10 tahun lamanya, bahkan lebih. Karena itulah disebut sebagai bunga abadi.

Tak Heran para pendaki gunung seringkali memetik Edelweis untuk dijadikan suvenir atau kenang-kenangan ataupun hadiah untuk pacar yang meyakini cinta mereka pun akan abadi seperti bunga Edelweis.

Padahal pemerintah sudah melarang untuk memetik Edelweis karena dikhawatirkan dapat mengancam populasi bunga Edelweis yang dilindungi, dikutip dari Balitbangham.

Larangan memetik bunga Edelweis terdapat dalam UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem, Pasal 33 ayat 1. Jika tetap melanggar, maka ada ancaman penjara 10 tahun dan denda hingga Rp200 juta seperti tercantum dalam UU No.5 pasal 40 ayat 2.

Ciri-Ciri Bunga Edelweis

Lalu apa ciri-ciri bunga Edelweis? Edelweis Jawa (Javanese Edelweiss) atau yang memiliki nama ilmiah Anaphalis Javanica biasanya tumbuh tidak lebih dari 1 meter.

Namun, dalam kondisi tertentu, tumbuhan ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 8 meter, dengan batang sebesar kaki manusia. Bunga Edelweis mampu hidup di atas tanah yang tandus dan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di pegunungan.

Bunga-bunga Edelweis tumbuh saat musim hujan berakhir, saat sinar matahari sedang panas-panasnya. Biasanya antara April hingga September, dan akan mengalami puncak mekar pada bulan Juli hingga September. Karena hanya mekar pada musim kemarau, itulah alasan tidak boleh memetik bunga Edelweis.

Ciri-ciri bunga Edelweis jika sudah mekar, biasanya banyak didatangi oleh sekitar 300-an lebih jenis serangga. Hewan tersebut diantaranya, kupu-kupu, lalat, kutu, lebah, tabuhan, dan lain-lain.

Bunga Edelweis Jawa biasanya tumbuh di tempat dengan ketinggian kira-kira 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) ke atas. Namun tergantung suhu udara dan kelembaban.

Asal Bunga Edelweis

Dari mana asal mula bunga abadi tersebut? Bunga Edelweis Jawa pertama kali ditemukan di lereng Gunung Gede, Jawa Barat, Indonesia, oleh ilmuwan asal Jerman. Ilmuan ini bernama Caspar Georg Carl Reinwardt, dan diteliti lebih lanjut oleh Carl Heinrich Schultz pada 1819.

Nama Edelweiss berasal dari bahasa Jerman– edel yang artinya mulia dan weiss artinya putih. Indonesia sendiri memiliki sejumlah pegunungan dengan padang hamparan Edelweiss yang luas.

Seperti Gunung Lawu, Gunung Semeru, Gunung Rinjani, Gunung Pangrango, Gunung Gede, dan Gunung Papandayan.

Pada beberapa pegunungan, sering juga temukan Edelweis jenis lain. Hal itu seperti Anaphalis Javanica, yaitu jenis Leontopodium Alpinum yang hanya bisa ditemukan di sepanjang pegunungan Alpen di Eropa dan Gunung Semeru Indonesia.

Sementara di pegunungan Eropa sendiri, Edelweis–bunga gunung yang indah dengan kelopak bunga putih berbulu tersebut selalu dikaitkan dengan Pegunungan Alpen.

Sehingga sulit untuk mempercayai bahwa bunga Edelweis awalnya berasal dari Himalaya dan Siberia. Jadi sekarang sudah tahu, kan, alasan tidak boleh memetik bunga Edelweis? (GaluhID/Tari Abdullah)

- Advertisement -
- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Kinerja Penyaluran DAK Fisik TA 2023 Baik, Ciamis Raih Penghargaan

Berita Ciamis, galuh.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis, Jawa Barat kembali berhasil meraih penghargaan Kinerja Penyaluran DAK Fisik TA...

Artikel Terkait